Kamis, 29 Maret 2012

Asia Akan Kembali Hadapi Ancaman Inflasi - pasarmodal.inilah.com


Jakarta - Asia bisa menghadapi ancaman inflasi pada Semester II 2012 akibat ekonomi mulai berkembang lagi.

Hal ini disampaikan Frederic Neumann, Co-head dari Asia Economic Research HSBC Bank seperti dikutip dari laman CNBC.com.

Lebih baik dari perkiraan sejumlah industri Industri dari Korea Selatan, Jumat, mengemukakan bahwa ekonomi di Asia sedang memulai sebuah upturn dan pertumbuhan harus kembali ke wilayah tersebut dalam waktu dekat. "Ini adalah bagian dari sinyal awal bahwa hal-hal itu sedang datang kembali," kata Neumann. "Perdagangan selalu menjadi indikator yang memimpin. Sekali ekonomi domestik China meningkat hingga saat ini, hal ini akan menyebabkan angka pertumbuhan yang kuat.

Produksi indsutri pertambangan dan manufaktur di Korea Selatan naik 14,4 persen pada Februari tahun sebelumnya setelah berkontraksi 2,1 persen pada Januari, menurut laporan pemerintah Jumat. Sektor manufaktur naik 94% dari total output industri dalam negeri yang naik 14,8% dari tahun sebelumnya dan naik 0,8 persen bulan Februari setelah menyusut 1,9 persen pada Januari.

"Secara kritis, kita berpikir bahwa inflasi akan kembali menjadi risiko untuk paruh kedua tahun ini," tambahnya.
"Ekonomi seperti Korea misalnya bisa naik pada kuartal keempat. Kami percaya inflasi Thailand juga bisa naik pada titik tertentu sehingga kita akan bergeser ke arah pengetatan perkiraan selama musim panas."

Dalam laporan terpisah minggu lalu, Neumann mengatakan kesenjangan produksi, perbedaan antara tingkat output terkini dan apa yang ekonomi akan hasilkan jika itu berlari pada kecepatan normal adalah sebuah penyempitan. Jika output melebihi potensi ekonomi jangka panjang, inflasi akan meningkat. "Skenario ini akan terjadi di seluruh perekonomian Asia pada pertengahan tahun," kata HSBC.

"Kembalinya inflasi sebenarnya mungkin lebih tajam dalam siklus ini daripada kesenjangan perkiraan produksi yang disarankan karena untuk faktor struktural yang sedang menghembuskan kenaikan harga menekan Asia," ujar laporan.

"Untuk berurusan dengan tekanan inflasi ini, bank sentral di seluruh Asia akan meningkatkan tingkat suku bunga," tukas HSBC. Korea dan Taiwan akan mengencangkan kebijakan moneter sebelum akhir tahun dan Singapura harus menyesuaikan nilai tukar.
Malaysia, Hong Kong, India, China, Sri Lanka dan Thailand dalam hal ini akan menghadapi tekanan inflasi terbesar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar