Senin, 09 April 2012

10 Juta Kartu Kredit Terancam - ekonomi.inilah.com


SEBANYAK 10 juta akun rekening pemegang kartu kredit di perusahaan prosesor pembayaran Global Payments Inc dibobol. Pemegang kartu kredit harus waspada.
Pemegang kartu kredit, penerbit, hingga perusahaan layanan pembayaran kartu kredit terperangah. Global Payment Inc, perusahaan prosesor transaksi kartu kredit melaporkan adanya pembobolan data nasabah.
Global Payments merupakan perusahaan pihak ketiga yang dipercaya untuk mengolah proses pembayaran kartu kredit Visa, MasterCard, American Express dan Discover. Pihak Global Payments telah melaporkan kasus ini pada penegak hukum federal AS. Perusahaan berbasis di Atlanta, AS, ini melaporkan telah terjadi pembobolan sistem keamanannya selama kurun waktu 21 Januari-25 Februari 2012.
Global Payments Inc mendeteksi pelanggaran data kartu sejak awal Maret. Pihak penegak federal sendiri kini giat melakukan penyelidikan karena aksi hacker ini tentu mengancam keamanan rekening nasabah.
Dugaan sementara, data yang berhasil digasak hacker adalah data “Track 1” dan “Track 2”. Data ini sudah cukup bagi pelaku untuk membuat kartu tiruan sesuai dengan data pelanggan.
Kasus ini pertama kali dilaporkan oleh sebuah blog keamanan komputer dan cybercrime, Krebs on Security. Disebutkan, kasus ini bisa mengancam lebih dari 10 juta pemegang kartu. Hal yang sama dikemukakan analis dari Gartner, Avivah Litan. Ia memperkirakan sebanyak 10 juta akun kartu kredit telah tercuri dalam aksi peretasan tersebut.
“Para hacker menyimpan nomor-nomor kartu kredit itu selama berbulan-bulan, sebelum menggunakannya," ungkap analis dari Gartner, Avivah Litan. “Indikasi menunjukkan bahwa oknumnya merupakan bagian dari gangster dari wilayah Amerika Tengah.”
Angka 10 juta data kartu kredit yang dibobol merupakan jumlah terbesar yang dilaporkan sejauh ini. Pihak Global Payment sendiri mengatakan, sebanyak 1,5 juta data kartu telah dicuri. Areanya pun terbataspada wilayah Amerika Utara.
Kasus ini memang sangat mengkhawatirkan. Juni lalu, hacker berhasil mencuri informasi untuk 360.000 rekening kartu kredit di Citigroup. Tahun lalu, data-data Dana Moneter Internasional (IMF), National Public Radio, Google dan Sony PlayStation Network berhasil dibobol.
Sementara itu, dua perusahaan layanan kartu kredit MasterCard dan Visa terus berupaya memulihkan kondisi layanan pascaserangan hacker beberapa waktu yang lalu. Keduanya mengetahui aksi pembobolan ini setelah diberitahu pihak Global Payment 30 Maret lalu.
Dalam insiden yang melibatkan dua perusahaan kartu kredit terbesardi duniaitu, rincian spesifik tentang sejauh mana pelanggaran dan potensi kerusakan belum terungkap.Dalam laporan yang dipublikasikan sebelumnya hari ini, baik Visa dan MasterCard mengakui bahwa mereka sedang menyelidiki insiden yang sensitifini dari data pemegang kartu yang terganggu. Mereka mengakui, pemegang kartu mereka mungkin berisiko.
Visa Inclangsung men-drop prosesor pembayaranmelalui Global Payment. Visa, jaringan layanan kartu kredit dan debit terbesar di dunia mengatakan,pihaknya menghapus Global Payment dari daftar penyedia layanan prosesor karena adanya “akses tidak sah ke dalam sebagian dari sistem pemrosesan”. Data nasabah Visa sendiri yang dibobol dilaporkan berjumlah 50.000 kartu.
Global Payments
Global Payments Inc merupakan salah satu perusahaan terbesar yang menyediakan jasa proses pembayaran di lintas negara. Perusahaan ini memvalidasi ulang persyaratan dengan standar keamanan kartu pembayaran.
GlobalPayments, yang berbasis di Atlanta,diperkirakan memiliki pendapatan di atasUS$ 2miliar tahun ini. Bersama puluhan perusahaan sejenis yang beroperasi dalam proses rantaijaringan pembayaran, Global Pyament menjadi target hacker karena memiliki informasi keuangan yang sensitifdalam jumlah besar.
Juru bicara Global PaymentsJagung Amy mengatakan,meskipun perusahaan telah di-drop dari daftar penyedia layanan Visa, namun masih terus memproses transaksi. “Kami berharap akan kembali begitu kita telah mengeluarkan laporan baru,” katanya.
Global Paymentsmemiliki sekitar 3.700 karyawan. Untuk tahun yang berakhir 31 Mei, GlobalPayments melaporkan pendapatan sebesar US$ 1,9 miliar, naik 13%. Pada presentasi Januari, diperkirakan pendapatan tahun keuangan 2012 mencapai US$ 2,15 miliar.
“Kami membuat kemajuan pesat untuk membawa masalah ini berakhir. Kamimemiliki hampir 4.000 karyawan di seluruh dunia yang terfokus pada penyediaan layanan yang luar biasa. Kami terbuka untuk bisnis dan terus memproses transaksi untuk semua merek kartu,” kata CEOGlobal Payments, Paul R Garcia.
The Wall Street Journalmelaporkan, tahun lalu sajaGlobal Payment menangani US$ 120,6miliar volume transaksi hanya dari kartu Visa dan MasterCard saja. Namun, kasus ini bisa menimbulkan masalah serius bagi Global Payments.
Sehari setelah kasus ini merebak, saham GlobalPaymentsInc langsung jatuh 9% hingga mencapai US$ 45,45 per saham. Sedangkan sebelum berita burukitu, saham mencapai rekor tertinggi dalam 52 minggu, sebesar US$ 53,93.
Sementara itu, saham MasterCard, Visa, dan American Express (Amex) juga turun pada perdagangan hari yang sama. Sebaliknya, saham Discover justru naik 1,2% pada penutupan pasar menjadi US$ 33,34 per lembar.
Selengkapnya, artikel ini bisa disimak di majalah InilahREVIEW edisi ke-32 yang terbit, Senin 9 April 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar