Minggu, 08 April 2012

Anggota BRTI: Google Ancaman Serius - ekonomi.inilah.com


BANYAK yang khawatir, masuknya Google ke Indonesia bakal menggerogoti kue iklan yang selama ini dinikmati pebinis online lokal. Lantas, apakah perlu pemerintah mengeluarkan aturan untuk melindungi para pemain lokal? Petikan wawancara Iwan Purwantono dari InilahREVIEWdengan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Heru Sutadi.
Google sudah membuka kantor perwakilan di Indonesia. Komentar Anda?
Kami sambut gembira, karena Google menanamkan investasinya di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa pesona Indonesia di mata investor asing, cukup mengilap. Daya tarik pemodal terhadap pasar tanah air, masih kuat. Tentunya ini, memberikan opportunity bagi pemerintah dan masyarakat.
Kami belum tahu, berapa nilai investasi Google Indonesia. Yang jelas, Google bukan barang baru. Google adalah laman pencari data, search engineterbesar di dunia. Dengan masuk ke Indonesia, tentu Google menyasar pasar kita. Apalagi, perkembangan teknologi informatika di Indonesia, di luar ekspektasi.
Apa manfaat yang bisa dipetik dari masuknya Google?
Tentu saja, masuknya Google juga harus disikapi cerdas oleh pemerintah. Dengan banyaknya pengakses Google, diharapkan memberikan ‘kemaslahatan’ kepada pemerintah, khususnya masyarakat. Jangan hanya sekadar masuk, mengeruk keuntungan dari pasar Indonesia, lalu dibawa kabur ke luar negeri. Saya kira, kontribusinya (Google) juga harus jelas.
Dalam bisnis migas saja dikenal istilah bagi hasil. Di bisnis data dan iklan yang bakal dijalankan Google Indonesia, pemerintah bisa saja, menerapkan sistem yang mirip. Bahwa Google Indonesia harus bisa memberikan share. Misalnya, dengan membangun server di Indonesia.
Keuntungan apa yang bisa diraih kalau Google mendirikan pusat data atau server di Indonesia?
Keuntungannya banyak sekali. Kalau server dibangun di Indonesia, ada peluang serapan tenaga kerja lokal. Ada jaminan bagi keamanan dan privasi. Kalau ada masalah juga bisa langsung diatasi. Ini menyangkut layanan. Selain itu, kalau servernya di Indonesia lebih low cost. Karena tidak perlu membayar bea broadband.
Selain itu, Google sebagai pemain di industri data dan informasi, memiliki positioning yang cukup strategis. Bahwa, secure and privacy pengguna Google, harus lebih dikedepankan.
Seperti apa postur perusahaan Google itu?
Bisnis Google, tidak hanya komunikasi data. Google juga berbisnis iklan online. Setahu saya, 99% pendapatan Google berasal dari iklan, Google Adwords. Misalnya di kuartal III 2011, pendapatan Google mencapai US$ 9,7 miliar. Naik 8% dari perolehan kuartal II yang besarnya US$ 9,03 miliar.
Yang cukup fantastis, pendapatan Google cenderung naik tiap tahun. Dilansir bahwa growth income-nya mencapai 33% per tahun. Dari pendapatan itu, laba bersihnya US$ 2,73 miliar. Saya lihat, sebagian besar pendapatan Google berasal dari iklan online. Alhasil, saham Google banyak diburu. harganya terus merayap naik di atas 5%. Saat ini, per lembar saham dibanderol US$ 588,5. Di luar perkiraan para analis bursa Wall Street.

Apakah masuknya Google ke Indonesia bukan ancaman bagi pebisnis iklan online lokal?
Ketika masuk ke Indonesia, Google pasti mengincar juga pasar iklan nasional. Ini bisa menjadi ancaman serius. Tentu, perusahaan-perusahaan akan lebih tertarik untuk memasang iklan produknya di Google. Selain pertimbangan kualifikasi perusahaan yang sudah internasional, user Google juga cukup menjanjikan. Selain ada faktor lain, misalnya soal citra atau gengsi. Ada persepsi bahwa dengan memasang iklan di Google bakal meningkatkan citra.
Pemerintah tidak bisa memberikan proteksi?
Mau tidak mau, suka atau tidak suka, bisa mengancam pebisnis lokal. Khususnya online-online yang sudah ada. Apakah itu yang berbasis komunikasi data atau iklan online. Inilah yang lebih menakutkan. Ironisnya juga, sulit bagi pemerintah untuk memberikan proteksi secara efektif terhadap para pemain lokal itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar