Minggu, 01 April 2012

BDS Beli Saham Temasek di Danamon Senilai US$4,9 M - pasarmodal.inilah.com

Jakarta - DBS Group Holdings Ltd (DBS), bank terbesar Asia Tenggara akan membeli saham dari pengendali PT Bank Danamon Indonesia (BDMN) sekitar US$4,9 miliar untuk memasuki pasar yang tumbuh pada kecepatan tercepat sejak sebelum krisis finansial Asia.

Mengutip laman bloomberg.com, DBS akan membayar Temasek Holdings Pte (TMSK) sebesar Rp45,2 triliun (US$4,9 miliar) untuk 67% saham dan berencana untuk menawarkan pembelian sisa saham BDMN seperti disampaikan bank yang berbasis Singapura ini dalam sebuah pernyataannya kepada bursa efek Singapura.

DBS berusaha untuk mengurangi 3.000 jaringan cabang, terbesar kedua di Indonesia, dan melayani 6 juta nasabah. Ekonomi negara terbesar di Asia Tenggara ini tumbuh 6,46% tahun lalu, kecepatan tercepat sejak sebelum krisis finansial Asia 1997-1998, karena meningkatnya investasi dan pengeluaran domestik mengimbangi perlambatan permintaan ekspor. Target untuk 2012 adalah 6,5 persen.

"Kesepakatan ini akan memungkinkan DBS untuk melakukan ekspansi di emerging market yang dalam pertumbuhan tinggi ini," kata Jonathan Koh, analis di UOB Kay Hian di Singapura, yang menulis dalam catatan risetnya.

DBS bisa menambah nilai dengan membangun Bank Danamon, investment banking and treasury businesses. DBS, yang menjadi pemegang saham pengendali Temasek, akan menerbitkan 439 juta saham baru senilai US$14,07 untuk melakukan pembelian saham pengedali Bank Danamon. Saham DBS disuspensi dari trading terkait hal tersebut, terakhir diperdagangkan di US$14,18 pada 30 Maret 2012. Transaksi pengambilalihan perbankan terbesar di Asia Tenggara dilakukan DBS sejak Juni 2001, menurut data yang disusun Bloomberg.

Bank DBS akan menawarkan untuk membeli saham yang tersisa di harga Rp7.000 per saham, 52% harga premium dari penutupan harga saham Danamon pada 30 Maret 2012 di harga Rp4.600. Nilai book value Danamon 2,62 kali, lebih tinggi dari rata-rata 2,2 untuk penawaran senilai lebih dari US$1 miliar di industri perbankan global selama lima tahun, menurut data yang disusun oleh Bloomberg.

Bank Singapura mengatakan akuisisi akan menelan biaya sekitar Rp66,4 triliun jika pemegang saham Danamon menerima tawaran tersebut, atau sekitar 2,6 kali nilai buku. "DBS akan membayar sisa saham pemegang saham dalam bentuk tunai, diperkirakan Rp21,2 triliun, termasuk own fund dan utang," katanya.

Transaksi akan menjadikan pembelian terbesar DBS dari saham mayoritas di sebuah perusahaan sejak pengambilalihan Dao Heng Bank Group Ltd di Hong Kong yang diumumkan April 2001. Dalam kesepakatan DBS membayar 3,33 kali nilai buku, menurut Bloomberg data.

"Indonesia merupakan pasar Asia yang menarik dan kami percaya bahwa kita akan mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan sektor perbankan Indonesia, terutama di daerah seperti infrastruktur pembiayaan, proyek pembiayaan, trade finance dan perbankan," ujar Chief Executive Officer DBS Piyush Gupta dalam pernyataannya. "Bersama Danamon kami akan sanggup mendisversivikasikan pendapatan."

DBS mengatakan dalam presentasi hari ini bahwa pendapatan 2011 dari Asia Selatan dan Tenggara akan telah meningkat hingga 27% dari 7% bersama Damanon, sementara ketergantungan pada Singapura akan diturunkan menjadi 49% dari 62%.

Unit perbankan Temasek Fullerton Financial Holdings Pte, yang memegang saham Danamon, aset terbesar keenam perbankan Indonesia, mengatakan dalam sebuah pernyataan 30 Maret ini menerima tawaransahamnya, tanpa mengungkapkan penawarnya.

Pada Juni 2003, Temasek dan Deutsche Bank AG (DBK), bank terbesar Jerman, melalui Asia Fiancial Indonesia, membayar Rp3,08 triliun untuk 51% saham di Danamon. Asia Finance sekarang memiliki 67% saham di Danamon, menurut data yang disusun oleh Bloomberg.

Temasek mengelola S$193 miliar (US$154 miliar) dalam tahun yang berakhir Maret 2011, menurut websitenya. Unit Fullerton Finance mengatakan telah menunjuk Bank Amerika Corp. unit Merrill Lynch dan UBS AG sebagai penasihat untuk penawaran.

Investasi di Asia nail 77% dari portofolio Temasek pada tahun 2011, website menunjukkan. Persentase jasa keuangan di portofolio Temasek meningkat menjadi 36 persen dari 35 persen dari Maret 2011, menurut perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar