Senin, 09 April 2012

Neraca Dagang Jerman Bakal Perlemah Rupiah - pasarmodal.inilah.com

Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (10/4/2012) diprediksi melemah. Ekspektasi negatif atas neraca perdagangan Jerman jadi pemicunya.

Analis senior Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, kemarin, pasar dunia masih banyak yang tutup seiring libur Wafatnya Isa Almasih seperti Jerman, Inggris, Swiss, Australia dan Hong Kong. Hari ini, semua pasar sudah kembali aktif terutama dipicu oleh data-data ekonomi yang akan dirilis.

Karena itu, pergerakan rupiah akan lebih volatile. Tapi, karena euro masih berada dalam tekanan negatif, rupiah berpeluang melemah Selasa ini. "Rupiah akan bergerak dalam kisaran 9.100 hingga 9.170. Bahkan, pasar bisa jadi pasar mengantisipasi pelemahan rupiah hingga 9.185-9.200 per dolar AS," katanya kepadaINILAH.COM.

Selain faktor negatifnya nonfarm payroll AS, lanjutnya, rupiah juga mendapat tekanan negatif dari ekspektasi buruk atas data-data ekonomi Eropa yang akan dirilis. "Data-data dari Jerman dan data ekonomi dari beberapa negara Uni Eropa lainnya, akan lebih negatif lagi," imbuh Daru.

Memang kemarin, kata Daru, inflasi China dirilis membaik. Tapi, hal ini tidak ditanggapi positif oleh pasar. Inflasi bulanan China dirilis naik jadi 0,2% dari -0,1% dan dari ekspektasi 0%. Inflasi tahunan China naik jadi 3,6% dari sebelumnya 3,2% dan ekspektasi 3,3%.

Tapi, di sisi lain, Producer Price Index China justru merosot dari sebelumnya 0% menjadi -0,3% dari ekspektasi -0,2%. "Jadi, inflasi China berseberangan dangan data Producer Price Index," tuturnya.

Sementara itu, Selasa ini, Jerman akan merilis neraca perdagangan yang angkanya diekspektasikan merosot dari 2,3% menjadi minus 1,4%. Jika angka yang dirilis sesuai dengan ekspektasi, akan berpengaruh buruk pada zona Eropa secara keseluruhan.

Pasalnya, Jerman merupakan negara eksportir terbesar di Eropa sehingga bisa menjadi patokan pertumbuhan ekonomi kawasan itu. "Nilai neraca perdagangan juga diprediksi menurun dari 14,2 miliar euro jadi 13,5 miliar euro. Bisa jadi, dirilis justru lebih rendah karena ekspor lebih rendah dibandingkan impor," imbuh Daru.

Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS  di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (9/4/2012) ditutup melemah tajam 60 poin (0,65%) ke 9.170/9.177.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar