Rabu, 18 April 2012

Paskah Heran Kasus Suap DGS BI Tak Kunjung Tuntas - nasional.inilah.com


Jakarta - Mantan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Paskah Suzetta memenuhi panggilan pemeriksaan sebagai saksi tersangka Miranda Swaray Goeltom.
Berulang-ulang diperiksa terkait kasus dugaan suap ke mantan anggota Komisi IX DPR RI dalam pemilihan deputi gubernur senior Bank Indonesia (DGS BI) tahun 2004, politisi Partai Golkar itu mengaku heran kasus ini tak tuntas-tuntas.

"Ini sudah merupakan episode yang ke-4 loh, bayangkan sudah 4 tahun kok belum tuntas-tuntas. Jadi sampai kapan mau diselesaikan," ujar mantan anggota Komisi IX DPR RI begitu tiba di gedung KPK, Jakarta, Kamis (19/4/2012).

Paskah yang sudah menikmati udara bebasnya sebagai terpidana kasus serupa, sejak 12 April lalu, datang dengan ditemani seorang pria. Mengenakan kemeja batik lengan pajang warna coklat dan emas, Paskah yang dulu divonis bersalah menerima cek perjalanan itu sebesar Rp600 juta tiba di gedung KPK sekitar pukul 10.15 WIB.

"Saya rasa harus ada batas yang jelas kapan KPK akan menyelesaikan kasus ini. Jadi ini perlu ada semacam audit kinerja KPK, apakah penetapan ini sudah sesuai belum dengan hukum," sambungnya lagi.

Ketika ditanya pendapatnya, mengapa kasus ini tak kunjung selesai, termasuk apakah kemungkinan ada pihak tertentu seperti mafia perbankan yang sangat sulit diungkap, Paskah tak mau menerka-nerka. "Ini yang harus ditanyakan ke KPK, saya juga tidak paham," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Paskah juga kembali membantah hadir bahkan dia menegaskan, bahwa pertemuan di rumah Nunun untuk memperkenalkan anggota dewan ke Miranda seperti yang disampaikan Nunun, tidak pernah terjadi. "Kan seperti yang sudah saya bantah dan teman-teman lain juga membantah soal pertemuan itu," katanya.

Nunun mengungkapkan, bahwa dia atas permintaan Miranda Swaray Goeltom, akhirnya memfasilitasi pertemuan untuk perkenalan itu di rumahnya di Cipete sebelum pemilihan DGS BI tahun 2004. Dalam pertemuan itu dihadiri anggota dewan saat itu yaitu Hamka Yandhu, Endin AJ Soefihara, Paskah Suzetta, dan Miranda sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar