Minggu, 08 April 2012

Riset Foke-Nara Menang, Melawan Suara Publik? - metropolitan.inilah.com


Jakarta - Riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menempatkan pasangan Fauzi Bowo-Nachrawi Ramli bakal menang dalam Pemilukada DKI Jakarta bila dilakukan saat survei digelar, mengundang polemik di tengah publik. Riset melawan kehendak alam?
Riset Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indoensia (LSI) yang digelar 26 Maret - 1 April 2012 lalu terhadap 440 responden warga DKI Jakarta, menanyakan tentang siapa dari enam cagub-cawagub yang bakal dipilih bila pilkada dilakukan saat survei berlangsung?
"Hasilnya, pasangan Foke-Nara memperoleh 49,1 persen suara. Mayoritas responden memilih Foke-Nara," ujar Ditektur Citra Komunikasi LSI Toto Izzulfattah di Jakarta, Minggu (8/4/2012).
Toto menyebutkan, publik yang belum menentukan pilihan saat riset digelar sebanyak 17,4 persen. Dia menyebutkan jika angka tersebut menentukan pilihan ke pasangan Foke-Nara maka pemilukada DKI Jakarta pada 11 Juli 2012 mendatang itu akan dilakukan hanya satu putaran. Karena khusus dalam Pilkada DKI, pemenang pemilukada ditentukan dengan perolehan suara 50 persen plus 1 suara.
Berturut-turut di bawah Foke-Nara, pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama (ahok) sebesar 14,4 persen, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini sebesar 8,3 persen, Alex Noerdin-Nono Sampono sebesar 3,9 persen, dan Hendardji Soepandji-A Riza Patria sebesar 1,2 persen.
Dalam riset tersebut, LSI juga mengungkapkan mayoritas publik sebesar 98,4 persen menilai Foke kandidat yang dikenal, sebesar 79.1 persen Foke paling disukai, sebanyak 53,4 persen puas dengan kinerja Foke, serta sebanyak 38,2 persen responden percaya bila Foke mampu mengatasi masalah banjir, sampah, dan kemacetan Jakarta.
Riset LSI ini pun langsung direspons publik dengan beragam. Ada yang tidak mempercayainya. Bahkan tudingan riset bayaran dari Foke-Nara pun mengemuka meski, citra komunikasi LSI sejak awal menegaskan pembiayaan risetnya dilakukan dengan biaya mandiri alias dari kocek sendiri.
Para kandidat Gubernur dan Wagub DKI Jakarta santai merespons hasil riset LSI tersebut. Seperti Cagub yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Gerindra Joko Widodo santai merespons hasil riset LSI. Menurut dia, pihaknya optimistis mampu menembus di urutan pertama karena waktu pelaksanaan Pemilukada masih tiga bulan ke depan. "Nggak apa-apa, kan ntar jadi urutan 1," ucap Jokowi seraya menegaskan pihaknya akan terus turun ke bawah.
Cagub dari jalur independen Hendardji Soepandji menilai hasil riset LSI tidaklah mewakili masyarakat Jakarta. "Itu yang saya heran, survey kan bisa dikondisikan apalagi yang disurvey kan cuma berapa orang," ujarnya di Jakarta, Minggu (8/4/2012).
Menurut adik kandung mantan Jaksa Agung Hendarman Supandji ini, temuan riset belum bisa sepenuhnya dihakimi karena pelaksanaan pemilukada masih tiga bulan lagi. Dia justru menyebutkan riset lainnya yang mengungkapkan publik menginginkan calon independen. "Berarti kan ini ada kesenjangan yang harus dijawab oleh lembaga Survey juga," tambahnya.
Temuan LSI yang menempatkan Fauzi Bowo sebagai urutan teratas di satu sisi dapat dimaklumi, karena Foke merupakan calon petahana. Tingkat keterkanalan oleh publik jelas lebih unggul dibanding calon lainnya. Meski, temuan ini seperti melawan suara publik atas kinerja Fauzi Bowo yang tak sedikit menilai justru jeblok. Persoalan laten ibukota seperti kemacetan, banjir, dan masalah sosial lainnya tak kunjung mengalami perbaikan signifikan selama lima tahun terakhir ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar