Kamis, 05 April 2012

Saham-saham Grup Astra Siap Menanjak - pasarmodal.inilah.com


 Jakarta – Kembali beroperasinya produksi komponen mobil di Thailand jadi sentimen positif bagi ASII. Kondisi ini juga diprediksi bakal mengerek naik saham-saham grupnya.
Pada perdagangan Rabu (4/4/2012), saham PT Astra Internasional (ASII) ditutup melemah Rp2.750 (3,58%) ke level Rp74.000; PT Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp700 (2,97%) ke angka Rp22.800; PT United Tractor (UNTR) turun Rp1.600 (4,89%) ke level Rp31.100; dan PT Astra Otoparts (AUTO) melemah Rp75 (2,25%) ke angka Rp3,250; Hanya saham PT Astra Graphia (ASGR) yang naik Rp10 (0,91%) ke posisi Rp1.100 per saham.
Kepala Riset Recapital Securities Pardomuan Sihombing optimistis dengan saham-saham grup Astra. Sebelumnya, menurut dia, meski Down Payment (DP) Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dinaikan jadi 30%, daya beli masyarakat Indonesia atas otomotif masih baik. Karena itu, soal DP tak masalah bagi saham-saham di grup Astra.
Selain itu, komponen-kompponen mobil yang diproduksi di Thailand sudah mulai masuk lagi ke Indonesia setelah sempat terganggu akibat banjir di Thailand. “Ini jadi sentimen positf grup Astra. Sebab, volume produksi ke depannya akan meningkat lagi. Penjualan pun meningkat dan inilah yang membuat harga saham ASII akan naik lagi,” katanya kepada INILAH.COM.
Selain faktor induk emiten, menurutnya, setiap emiten di grup Astra punya alasan khusus secara fundamental. Misalnya, saham AALI yang naik karena juga kinerja keuangannnya yang kinclong seiring kenaikan harga CPO.
Begitu juga dengan UNTR yang kinerja keuangannya positif. Kenaikan harga saham UNTR sangat kencang jika dihitung sejak awal tahun karena kapitalisasi pasarnya besar.
Sementara itu, untuk anak usaha ASII yang lain seperti AUTO dan ASGR dinilainya tidak terlalu likuid. Tapi, pergerakan harga sahamnya tetap akan mengikuti induknya meski tidak terjadi bersamaan. “Berbeda dengan ASII, AALI, dan UNTR yang pergerakan sahamnya cukup kompak karena paling likuid,” timpalnya.
Potensi penguatan saham-saham di grup Astra juga karena investor sudah mulai mengantisipasi laporan keuangan emiten untuk kuartal pertama 2012 yang akan keluar pada April ini termasuk emiten di grup Astra.
“Yang terjadi saat ini justru, investor banyak masuk dan profit taking hanya bersifat sementara karena memang kinerja keuangan emiten di grup Astra rata-rata cukup positif. Apalagi, investor juga melihat inflasi Maret 2012 yang relatif rendah,” papar Pardomuan.
Dia juga menilai, secara umum, saham-saham di grup ini masih murah. Karena itu, dia menargetkan harga saham ASII Rp80.000, AALI ditargetkan Rp24.300, UNTR dengan target Rp32.500. “Sekarang harga UNTR di bawah Rp33.000 yang merupakan level overvalue-nya. Artinya, UNTR juga murah. AUTO dan ASGR belum kita hitung karena tidak likuid,” timpalnya.
Di atas semua itu, dia merekomendasikan akumulasi beli saham-saham tersebut ketika terjadi pelemahan alias buy on weakness. Sebab, kondisi fundamental emiten sangat baik.
Bagaimana jika harga BBM bersubsidi jadi dinaikkan oleh pemerintah? “Perlu saya tegaaskan, saat saham ASII jatuh akibat pemberitaan DP dinaikkan dan pasokan kompenen terhambat, sekarang ASII kembali ke atas Rp76.000. Begitu juga kalaupun nanti ada efek kenaikan harga BBM untuk ASII,” tandas dia.
Karena itu, jika harga BBM benar-benar dinaikkan, hal itu menurutnya sudah terdiskon pada awal Maret 2012 saat kenaikan BBM baru sebatas rencana. BBM naik, tidak akan mengurangi niat orang untuk beli mobil. “Kalaupun harga BBM dinaikkan, saya percaya belum akan menurunkan spending masyarakat Indonesia,” imbuh Pardomuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar