"Dukungan ini merupakan bentuk nyata kepedulian APL terhadap misi pendakian yang dilakukan oleh 7 Summit Expedition ke puncak Sagarmatha Everst selama April - Mei mendang dan juga merupakan bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan pemanasan global," kata Wakil direktur III APL, Handaka Santosa, saat acara pelepasan keberangkatan Tim 7 Summit, di Jakarta, Rabu (28/3).
Handaka menjelaskan kejadian - kejadian alam yang terjadi belakangan ini seperti kebakaran hutan, banjir,dan naiknya air permukaan air laut sampai gelombang tinggi, merupakan fenomena alam yang berakibat dari pemanasan global.
Karenanya, kami sangat mendukung penuh kegiatan ini yang membawa misi kepedulian alam.
Dengan membantu ekspedisi tersebut, perusahaan menunjukkan perhatian terhadap pemanasan global. Selain itu, pihaknya berharap keberhasilan tersebut nantinya dapat memberikan motivasi dan inspirasi kepada anak muda lainnya untuk menjaga lingkungan.
"Dukungan APL berupa bantuan dana untuk melanjutkan kegiatan pendakian ke puncak yang terakhir, yaitu Gunung Everest merupakan salah satu wujud kepedulian terhadap kelestarian lingkungan alam dan krisis pemanasan global serta dapat mengharumkan nama bangsa di dunia internasional," jelas Handaka.
Dengan membantu ekspedisi tersebut, perusahaan menunjukkan perhatian terhadap pemanasan global. Selain itu, pihaknya berharap keberhasilan tersebut nantinya dapat memberikan motivasi dan inspirasi kepada anak muda lainnya untuk menjaga lingkungan.
Sementara itu, Ketua Panitia 7 Summits Expedition Endriartono Sutarto mengakui bahwa rangkaian ekspedisi yang sudah berlangsung sejak Januari 2010 hingga 2012 ini, tentu tidak lepas karena dukungan dari pihak beberapa sponsor yang salah satunya adalah APL.
Sebelum ke Sagarmatha-Everest, tim telah menyelesaikan enam pendakian yaitu Vinson Massif (4.897 mdpl) di Antartika, Denali (6.194 mdpl) di Amerika Utara, Acocagua (6.962 mdpl) di Argentina, Elbrus (5.642 mdpl) di Rusia, Kilimanjaro (5.892 mdpl) di Tanzania, serta Puncak Ndugu-Ndugu atau Cartenz Pyramid (4.884 mdpl) di Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar