Ucapan terima kasih ini disampaikannya dalam sidang paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Sabtu (31/3/2012) dini hari. "Setelah mendengar rumusan baru pasal 7 ayat 6a. Dalam hal harga rata-rata minyak Indonesia dalam waktu berjalan lebih 16 persen. Penyesuaian BBM bersubsidi. Harga minyak mentah 6 bulan terakhir. Sependapat keputusan tersebut. Pendapat akhir, terima kasih dan penghargaan kepada banggar dan komisi dalam DPR RI, sehingga tercapai suara. Substansi pokok sudah disetujui," paparnya.
Menurutnya, penetapan asumsi dasar makro dan sasaran defisit dan pembiayaan yang telah mendapat persetujuan tersebut adalah hal penting dan strategis dalam fundamental ekonomi dan menjaga fiskal jangka panjang. "Pemerintah akan mempercepat langkah-langkah tentang undang-undang, dokumen keuangannya," ungkapnya.
Adapu asumsi makro yang telah ditetapkan dalam APBNP 2012 adalah pertumbuhan ekonomi 6,5%, inflasi 6,8%, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp9.000 per dolar AS, SPN 3 bulan 5%, ICP US$105 per barel, dan lifting minyak 930 ribu barel per hari.
"Dua indikator ekonomi makro yang perlu itu lifting, unplaned shutdown. Perhatikan secara serius soal ini. Bila tidak tercapai signifikan ke APBN, memperbesar defisit," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar