Selasa, 03 April 2012

2012, ABM Investama Targetkan Pendapatan Naik 50% - pasarmodal.inilah.com

Jakarta - PT ABM Investama Tbk (ABMM) menargetkan pertumbuhan pendapatan 50% pada 2012 dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal itu didukung dari pertumbuhan penjualan yang kuat dari anak usaha ABM.
Anak usaha ABM, PT Reswara Minergi Hartama mulai mengoperasikan secara optimal pertambangan batu bara di Kalimantan Selatan sejalan dengan telah beroperasinya secara penuh pelabuhan lokasi tersebut. ABM juga akan memastikan pembangunan infrastruktur pertambangan batu bara di Aceh. Diharapkan rampung semester kedua 2013 sehingga dapat beroperasi penuh untuk mendukung produksi batu bara perusahaan.

Kedua tambang tersebut memiliki total cadangan batu bara sekitar 221 juta ton. Produksi batu bara Reswara yang low ash dan low sulfur saat ini memiliki permintaan tinggi dari perusahaan pembangkit listrik di dalam dan luar negeri seperti India, Cina, Thailand dan Filipina. "Reswara dapat mengamankan kontrak jangka panjang dengan pembeli utama," ujar Presiden Direktur PT ABM Investama Andi Djajanegara, dalam siaran pers, Selasa (3/4/2012).

Hingga kuartal pertama 2012, Reswara melalui anak usahanya, PT Tunas Inti Abadi dapat mengantongi kontrak jual beli batu bara sebesar 2 juta ton dengan Subham Corporation Pvt, Ltd, India. Pertumbuhan eskponensial ABM juga ditopang oleh pertumbuhan penjualan kuat dari PT Cipta Kridatama yang bergerak di segmen jasa kontraktor pertambangan. Saat ini, PT Cipta Kritadana melayani delapan produsen batu bara di sepuluh lokasi pertambangan berbeda. "Kami menargetkan pertumbuhan Cipta Kridatama sekitar 20%," kata Andi.

Sedangkan anak usaha bergerak di bidang jasa penyedia kelistrikan PT Sumberdaya Sewatama telah tercatat sebagai pemimpin pasar dan menguasai 42% pangsa pasar pembangkit listrik sementara. Perusahaan telah menyediakan total 934 MW pembangkit listrik sementara sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri. "ABM menargetkan pertumbuhan pendapatan rata-rata 25% dalam periode 2011-2015. Hal itu didukung dari volume penjualan, harga jual, serta tingkat marjin profitabilitas," ujar Andi.

Untuk mendukung rencana pertumbuhan tersebut, perseroan menganggarkan belanja modal US$335 juta pada 2012. Dana belanja modal dari hasil penawaran umum saham perdana 2011 dan pinjaman. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar